Rabu, 21 Agustus 2019

Agustus 21, 2019 0 Comments
22 Agustus 2019, Kamis.
Setelah sekian tahun tidak mengisi blog ini. Insyaallah  ke depannya akan mengasah kembali kemampuan dalam literasi. Kali ini ummi mau bercerita tentang pengalaman dengan My Amazing A.



Memulai itu memang berat. Ini sudah tantangan hari ke 7. Ide berseliweran di kepala malahan sudah dicacat di notebook  kecilku, tapi ide tinggal ide yang tulisan belum juga terrealisasi.
Pagi yang cerah.  Perkenalkan. Aku ibu bekerja sebagai seorang pendidik di sekolah swasta  menengah pertama dengan  4 orang anak.  Pertama si sulung Ahda yang berangkat remaja. Kami memanggilnya kakak. Pelajar Sekolah Menengah Islam kelas 10. Dibawahnya  anak lelakiku yang mulai beranjak remaja Adib. Wajah baby facenya mulai diwarnai bintik-bintik kecil jerawat yang kadang membuatnya kurang percaya diri. Dulu kami memanggilnya Abang tapi ketika adiknya yang bungsu lahir  si Abang ingin dipanggil  Uda. Uda  kelas 6 SD sekarang. Dibawah Uda ada abang Abdu kelas  3 SD satu sekolahan dengan Uda, dan Sibungsu  Afwa untuk saat ini bersekolah di taman bermain.  September besok genap berusia 2 tahun. Karena nama mereka semua berawalan huruf A maka aku sering memanggil  mereka My Amazing A dan  Anak-anak biasa memanggilku abi dan ummi  kepada orang tuanya.
Aku suka sekali bercerita pengalaman yang lucu dengan mereka. Selesai makan malam, berkumpul di ruang keluarga yang jadi basecamp mereka untuk mengerjakan tugas, tidur-tiduran atau kadang-kadang mengasah bakat tersembunyi beladiri mereka alias bercanda yang agak kelewatan. Kalau sudah capek akan berhenti sendiri atau mereka nangis bareng. Kami menyebutnya konser.
Malam itu ummi bercerita pengalaman lucu siang tadi disekolah. Sebenarnya ummi malu  juga dan agak  jaim tapi biarlah kami ngakak bareng. Sayang kalau tidak diceritakan.
Hari ini ummi mengajar di tiga kelas sampai jam setengah 3 siang. Sarapan pagi sama makan siang digabung jadilah dia brunch- breakfast lunch. Mungkin faktor asupan oksigen yang kurang ke kepala membuat ummi jadi pelupa atau jangan-jangan ini factor U ya.
Persiapan untuk  sholat Zuhur berjamaah dengan anak-anak ummi mulai. Sebelum berwudhu jam tangan, kaos kaki, manset tangan  dilepas. Sambil menunggu antrian berwudhu ummi  berberes alat-alat PBM di atas meja kerja. Ada setumpuk buku  latihan bersampul biru di sisi meja sebelah kiri yang minta untuk segera di eksekusi biar keluar nilainya. Di sisi sebelah kanan ada sisi-sisa kertas bekas guntingan tugas dan tisu untuk melap bekas tinta printer. Ummi membuang sampah keluar dan kemudian menyimpan beberapa buku di lemari.
Tiba-tiba mata ummi tertumbuk pada manset tangan yang tinggal satu. Hilang misterius padahal tadi tergeletak manis di atas meja. Baiklah  coba di cek barangkali manset itu terselip  di tumpukan buku latihan bersampul biru. Dicari-cari tidak ada juga. Mmm barangkali di dalam tong sampah karena barusan ummi buang sampah di sana.  Malu-malu sambil lirik-lirik kiri kanan tong sampah dikorek-korek sampai berulang kali.  Diulang lagi penasaran tidak juga ketemu. Mungkin ditumpukan buku. Cari lagi tetap tidak ada.
Ummi berpikir keras. Kenapa manset  ini kok rajin sekali  hilang misterius. Dulu pas selesai nyuci mau menjemur hilang sebelah. Ketika melipat kain manset ini kehilangan pasangannya. Mungkin sudah habis masa baktinya ini. Kalau jodoh pasti ketemu. Dan ternyata alhamdullilah waktu itu bertemu di halaman depan dekat jemuran kain. Sudah berubah warna dari krem ke coklat. Dicuci dengan  kasih sayang akhirnya bisa dipakai lagi. Nah sekarang kembali hilang misterius  di sekolah. Ummi berdoa kalau dia memang masih rezeki ummi dekatkan Ya Allah.  Selesai  berdoa mata ummi melihat  ke tangan kanan  Masyaallah ternyata manset sebelah kanan yang hilang masih  terpasang manis di tangan kanan ummi. Ya Allah How poor Iam today !
My amazing  A ngakak bareng. “Hi hi  ndak malu ummi waktu ngorek-ngorek tong sampah”, celetuk Abdu. Ummi jawab iya juga sedikit tapi tidak ada yang lihat waktu itu. Lalu aku bilang mungkin ummi sudah tua ya. Kalian sudah besar-besar. Dan apa jawaban mereka yang membuat aku umminya melayang-layang : tidak ummi, ummi belum tua kok. Masih awet muda. Ha ha. Mereka paling pandai menghibur emaknya. 
Cubadak Air, Pagi 10 Agustus 2019


Kamis, 07 November 2013

November 07, 2013 0 Comments


5 TOKOH RAIH RJ AWARD
BERSAMA 10 GURU DAN SISWA

  
13 Februari 2012 PAYAKUMBUHKOTA.GO.ID :-)
Pada Hari Jadinya yang ke-22 Yayasan Pendidikan Islam Raudhatul Jannah (YPIR) Payakumbuh, menggelar Raudhatul Jannah Award (RJA), Sabtu (12/2) malam, di GOR M Yamin. Dari beberapa nominasi, YPIR memilih Lima Tokoh yang dianggap peduli dengan dunia pendidikan. 

Kelima tokoh yang meraih penghargaan, Wakil Wali Kota Syamsul Bahri sebagai birokrat peduli pendidikan, pengusaha H Burhanudin Tamin Said kategori dermawan peduli pendidikan, wartawan Fajar Rillah Vesky kategori pers peduli pendidikan, anggota DPRD Sumbar Supardi kategori komite berprestasi, dan istri pejuang/pemerhati pendidikan Hj Erlaini Thamrin. 

Selain memberikan penghargaan buat kelima tokoh, Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Islam Raudhatul Jannah Riza Falepi Dt Rajo Ka Ampek Suku juga menyerahkan Raudhatul Jannah Award 2012 buat 10 guru muda dan siswa berprestasi. Penyerahan penghargaan oleh anggota DPD RI itu, disaksikan budayawan nasional Taufik Ismail. 

Selain Taufik Ismail, malam anugerah Raudhatul Jannah Award juga dihadiri mantan Sekko Payakumbuh Mahmuda Rivai, mantan Sekkab Limapuluh Kota Nurberita Ben Yuza, Wakil Ketua DPRD Suhaimi Birran, anggota DPRD Maharnis Zul, dan ribuan tamu serta undangan yang memadati GOR M Yamin Kubugadang. 

Guru yang meraih Raudhatul Jannah Award, Purnama Deswita untuk kategori PG/TK, Mufiardi untuk kategori SD, Emilia Trias Ananda untuk kategori SMP dan Sisri Rahmadani untuk kategori SMA. Sedangkan Syamsuardi Dt Paduko Majo Indo memperoleh penghargaan kepala sekolah berprestasi dan Anizah Nur untuk administrator berprestasi. 

Sementara untuk kategori siswa paling berprestasi tingkat SMA diperoleh Bilan Diurai Viawan, kategori SMP Andi Atissa Putri Chaniago, kategori SD Luthfi Hadian Fajri dan kategori TK Naila Haora. Buat mereka, penghargaan diserahkan Wawako Syamsul Bahri bersama Kepala Dinas Pendidikan Edvianus dan Ketua Yayasan Raudhatul Jannah Ultra. 

Sebelum penyerahan penghargaan, budayawan nasional Taufik Ismail sempat tampil ke atas panggung untuk membaca puisi "Rindu Rasulullah". Rang Sumando Luak Limopuluah itu juga sempat membacakan puisi "Sajadah Panjang", setelah anak-anak SMA Raudhatul Jannah melakukan musikalisasi puisi. 

Ketua Pembina Yayasan Raudhatul Jannah Riza Falepi mengatakan, hari jadi Raudhatul Jannah ke-22 mesti dijadikan sebagai evaluasi, sejauhmana kualitas pendidikan berjalan dengan baik. Riza juga mencontohkan kebangkitan Republik Rakyat China yang kini menjadi raksasa dunia."Itu berkat pendidikan," katanya. 

Wawako Syamsul Bahri mengatakan, Raudhatul Jannah adalah icon pendidikan Payakumbuh. Selama 22 tahun Raudhatul Jannah di Payakumbuh, telah memberi banyak arti bagi dunia pendidikan. Perjuangan mendiang H Thamrin Manan dalam menghadirkan Raudhatul Jannah, menurut Syamsul, juga perlu untuk diteruskan.

Selasa, 29 Oktober 2013

Oktober 29, 2013 0 Comments
Alhamdulillah, akhirnya ummi bisa bikin blog. Thank a lot for you my beloved and smart student "Adit". semoga ilmunya berkah dan tambah banyak. Amiin. Lain waktu kita bisa sharing lagi ya. Sipp.
Hari ini English Club di SMP Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh berjalan baik walau sendirian ( Bu eci... Moga Your beloved husband cepat sembuh; Mr. Andi ke Pekanbaru beli accesories Labor bahasa. Bawa oleh oleh yang banyak ya ; Mr. Ar motornya rusak. Ke Bengkel. Mudah-mudahan motornya bisa ok )Alhamdulillah everything goes well. Soalnya hari Minggu besok hunting tourist ke Bukittinggi. Jadi exciting banget. Tired nggak lah. Lihat mata mereka yang bersinar tenaga ummi yang hilang jadi pulih kembali.
Oktober 29, 2013 0 Comments
Pagi ini setelah sholat Dhuha dengan siswa siswa SMP Islam Raudhatul Jannah kami sama sama ke Simpang Benteng untuk menyambut SBY dan Bu Ani Yudoyono. Walau berdiri lebih kurang 2 jam terobat dengan lambayan tangan sang Presiden, Bapak Gamawan dan Bapak M.Nuh. Welcome to our Hometown Ranah Minang.