Minggu, 20 Februari 2022

MAU JADI ELSA LA....

Februari 20, 2022 0 Comments
MAU JADI ELSA FROZEN ( Celoteh Afwa 1) oleh : EMILIA TRIAS ANANDA Sore itu kami, Ummi, Abi dan Afwa menghadiri walimahan anak tetangga. Afwa semangat sekali kali ini karena sejak pagi saya tinggal. Sampai di tempat walimahan Afwa sedikit heran melihat penyanyi orgen tunggalnya. Saya tahu yang dimaksudkannya. Untung Afwa tidak nyeletuk kenapa kakak penyanyinya tak menutup aurat. Ups…. Banyak tetangga yang hadir. Rupanya ada salah seorang ibu tempat langganan sarapan pagi Afwa. Dia bilang ke abinya kalau itu mama-mama langganan Afwa. Saya tanya siapa itu. Eh… Afwanya bilang “Itulah ummi ndak mau diajak beli sarapan.” Hiks. Ketahuan emaknya kuper ya. Tapi salut dengan si bungsu ini yang cepat akrab dengan lingkungan. Beda sekali dengan saya. kalau tidak penting-penting sekali ya di rumah saja. Home sweet home begitu. Nah ketika tuan rumah menyuguhkan se cup es buah, Afwa saya lihat hanya meminum sedikit lalu mencelupkan jari telunjuknya ke dalam wadah tersebut. Saya heran kok tumben tidak diminum. Saya tanya Afwa kenapa dicelupkan jarinya. Eh… dengan enteng Afwa menjawab dia mau menjadi Elsa di film Frozen. Saya tergelak. Sedemikian menghayati Afwa cerita film tersebut. Bocah 4 tahun dengan cerita favorit Frozen. Efek berteman dengan kakak yang beda usianya 14 tahun ya begini ya. Afwa mulai pilih-pilih sandal, tas dan asesoris lain bertema tokoh kesukaannya. Saya merasa tersandra dan tak bisa mengelak. Saya melihat begitu besar efek media pada tumbuh kembang anak. Terlebih sejak pandemi berlangsung semua megang gawai mulai dari saya, suami sampai abang dan kakaknya. Setiap hari demikian. Mau tak mau ada ketertarikan pada gawai. Dulu agak susah membatasinya memakai gawai saya. Namun sejak mulai sekolah ketertarikan Afwa pada gawai mulai sedikit berkurang namun woofoo tetap di hati apalagi spiderman dan Elsa tak tergantikan. Saya tak juga bisa menjauhkan dia dari gawai sepenuhnya. Saya ambil sisi positif dari gawai. Ada ilmu yang mudah dan cepat diserap lewat media audio visual. Tinggal membatasi dan menemani anak ketika dia berinteraksi dengan HP. Sejatinya Afwa adalah anak zaman yang tak sama dengan saya dulu waktu kecil. Tugas kita sebagai orang tua adalah membentengi anak-anak tercinta dengan aqidah dan keimanan yang kuat. Semoga kami diberi Allah kemudahan dalam membersamai anak-anak tercinta sampai mereka dewasa kelak. Aamiin. Payakumbuh sore Ahad di 20 Februari 2022

HURUF YANG TAK DIANGGAP

Februari 20, 2022 0 Comments
HURUF YANG TAK DIANGGAP oleh : EMILIA TRIAS ANANDA Sepanjang saya mencintai eh belajar bahasa Inggris, ada beberapa hal menarik yang saya jumpai. Mulai dari beda tulisan beda pula bacaannya sampai huruf yang tak dianggap. Ada tapi tak dianggap keberadaannya. Nyesek kan. Kali ini saya ingin berbagi huruf yang tak dianggap tersebut. Dalam bahasa Inggris huruf yang tidak dibunyikan itu namanya silent letter. Secara harfiah silent letter diartikan huruf bisu atau huruf yang tidak dibaca saat diucapkan. Oh ya silent letter ini akan kita temui jika kita belajar pronunciation atau pengucapan dalam Bahasa Inggris. Terus seberapa penting kita berkenalan dengan silent letter ini. Begini jika kita ingin pelafalan kata mirip penutur asli maka belajar silent letter akan menjadi sangat bermanfaat bagi kita. Bisa dikatakan bahwa silent letter itu adalah huruf-huruf tertentu yang berada dalam sebuah kata Bahasa Inggris yang tidak dilafalkan. Lalu mana saja yang termasuk silent letter. Dari beberapa sumber katanya hampir 60 % kata bahasa Inggris mengandung silent letter. Semakin kita kenal dengan silent letter semakin kita suka belajar bahasa Inggris. percaya deh. Kali ini kita fokus ke silent letter pada huruf T. Yuk disimak. 1. Match / mech/ 2. Watch /woch/ 3. Often/ofen/ 4. Listen/lisen/ 5. Fasten/fasen/ 6. Soften/sofen/ 7. Castle/kesel/ ( mohon maaf saya masih sedang belajar cara mengetik simbol pronunciation) Semua huruf T pada kata-kata di atas tidak dibunyikan alias disilentkan. Unik bukan. Silahkan dicoba mengucapkannya. Serasa jadi native speaker kita ya. Sebenarnya masih banyak lagi silent letter dalam bahasa Inggris. Bisa kita coba buka kamus dan mencari silent letter. Disetiap kamus biasanya dilengkapi dengan cara membacanya. Belajar pronunciation atau cara pengucapan akan menjadi mengasyikan kalau kita sudah tahu kiat dan jenis-jenis huruf yang tidak dibunyikan sama sekali. Sehingga ketika kita bicara akan tampil dengan percaya diri. Btw, walau silent letter keberadaannya tidak dianggap sama sekali namun hurufnya tidak baperan loh. Buktinya tidak ada huruf yang hilang dari penulisan walau ketika diucapkan dia tak muncul. Hmm hari ini hari Rabu. Rabu dalam bahasa Inggris adalah Wednesday. Namun dalam pengucapan huruf ‘D’ tidak dibunyikan. Jadilah Wednesday dibaca /wensdei/ Perlu kesabaran dan kecintaan pada bahasa yang satu ini untuk bisa menaklukannya. Salam semangat ya. Saya juga sedang belajar. Bukankah belajar itu sepanjang hayat. Salam! Payakumbuh, malam di Rabu, 9 Februari 2022

Selasa, 28 Desember 2021

TENTANG

Desember 28, 2021 0 Comments
Emilia Trias Ananda An English teacher in Islamic Junior High School Raudhatul Jannah Payakumbuh. Also a dedicated mom and wife.
Desember 28, 2021 0 Comments
BELAJAR DARI HAL KECIL OLEH : EMILIA TRIAS ANANDA Malam tadi ada file yang harus saya print out. Biasanya Canon iP2770 tak pernah berulah. Kalaupun ada nggak terlalu menguras emosi. Tapi tadi malam entah saya yang terlalu penuh perhitungan dengan kertas secara kertas binder polos cukup susah ditemukan. Jadilah saya perhitungan sekali menggunakannya. Ternyata dengan berulahnya Canon ini jumlah kertas yang rusak menjadi banyak padahal kalau Canon nggak sewot cukup 4 lembar kertas binder polos kelar tugas malam itu. Saya mulai kehilangan kesabaran. Printernya ngambek dengan ngadat ditengah jalan. Mulailah saya tarik kuat kertas yang nggak jadi mencetak. Begitu beberapa kali. Akhirnya suami bilang sama anak yang nomor 2 untuk menolong saya memperbaiki printer ini. Adib mencari senter dan mulai mencari masalahnya dimana. Sepertinya tidak ada hal yang mencurigakan di printer. Soalnya dulu pernah pensil warna Abdu ngumpet manis disana. Hehehe. Saya penasaran, saya buka kembali tutup printer dan mengarahkan senter ke dalam. Oalah saya melihat karet gelang merah duduk santai di sudut kiri sebelah dalam printer. Adib dengan sigap mengambil tusuk sate dua buah dan menjepit karet gelang keluar. Penasaran jangan-jangan masih ada benda-benda amazing lain di dalam. Saya coba cek lagi. Tara… ketemu benda hitam yang sudah mengeras sepertinya sisa tinta. Alhamdulillah setelah dicoba kembali my Canon iP2770 kembali bisa digunakan. Bob Greene dalam artikelnya yang berjudul What Words Can Do ? (Apa Yang Bisa Dilakukan Oleh Kata-kata ?) mengatakan bahwa Sometimes, even the simplest have a lasting impact (Terkadang, bahkan sesuatu yang paling sederhana pun membawa akibat yang selama–lamanya). Memang benar hal-hal kecil yang kelihatannya sepele tetapi ternyata berdampak luar biasa bagi kita. Siapa yang bisa mengira batu kecil dalam sepatu bisa menimbulkan rasa tak nyaman pada kaki, mengganjal, menusuk buat kaki panas. Ujung-ujungnya bisa membuat kaki infeksi. Belajar dari hal-hal kecil mengingatkan saya betapa kesholehan pribadi walaupun hanya sebesar dzarrah bernilai tinggi di hadapanNya. Belajar bersyukur dari hal-hal kecil juga bisa membuat hati nyaman. Bagaimana mungkin kita bisa lupa bersyukur ketika masih diberi nikmat kesehatan oleh Allah. Astaghfirullah. Betapa banyak orang diluar sana yang tak bisa beranjak dari tempat tidur karena terkena stroke. Ya Rabb, maafkan segala khilaf ini. Sungguh benar janji Allah bahwa barang siapa yang bersyukur atas nikmat-Nya, niscaya Allah akan menambah nikmat kepada hamba-hambaNya yang pandai bersyukur ( Ibrahim :7) Payakumbuh, sore mendung di Kamis 15 Oktober 2020

Kamis, 23 Desember 2021

Desember 23, 2021 2 Comments

 Catatan-1

    Saya pernah baca sebuah quote indah dari Imam Gozali. bunyinya begini. “Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah.” (Imam Ghozali)

    Sebenarnya sudah lama baca kutipan ini dan ingin melaksanakannya secara saya bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar. Saya hanya anak dari ke dua orang tua saya. Anak mama dan papa yang tulus menyayangi saya. Alhamdulillah.

    Kemudian dengan berjalannya waktu disuatu ketika di tahun 2009 ketika sebuah cita-cita saya untuk bisa menjadi ASN kandas ditengah jalan setelah tes ke dua saya merasa kehilangan harapan. Lalu ketika ada yang bertanya mau apa setelah ini. Saya jawab asal,"mau jadi novelis. Mau bikin novel." Begitu jawaban saya ketika itu.

    Setelah itu saya lupa akan kalimat-kalimat itu. waktu terus berjalan. Jangankah novel sebaris kalimatpun belum pernah saya tuliskan. Menyedihkan sekali. Sampai di tahun 2019 saya pengen sekali menulis. Maka mulailah saya mencurahkan dan mencurhatkan apa yang saya rasa dan saya lihat. Ikut bersama  sebuah komunitas menulis guur-guru seIndonesia. Seperti menemukan diri saya yang sudah lama hilang saya Bismillah saya mulai menulis.

    Hari ini saya juga berkeinginan menuliskan kiash cerita dan pengalaman itu disini. Salam kenal.


Raudhatul Jannah di siang Jumat 24 Desember 2021

Rabu, 21 Agustus 2019

Agustus 21, 2019 0 Comments
22 Agustus 2019, Kamis.
Setelah sekian tahun tidak mengisi blog ini. Insyaallah  ke depannya akan mengasah kembali kemampuan dalam literasi. Kali ini ummi mau bercerita tentang pengalaman dengan My Amazing A.



Memulai itu memang berat. Ini sudah tantangan hari ke 7. Ide berseliweran di kepala malahan sudah dicacat di notebook  kecilku, tapi ide tinggal ide yang tulisan belum juga terrealisasi.
Pagi yang cerah.  Perkenalkan. Aku ibu bekerja sebagai seorang pendidik di sekolah swasta  menengah pertama dengan  4 orang anak.  Pertama si sulung Ahda yang berangkat remaja. Kami memanggilnya kakak. Pelajar Sekolah Menengah Islam kelas 10. Dibawahnya  anak lelakiku yang mulai beranjak remaja Adib. Wajah baby facenya mulai diwarnai bintik-bintik kecil jerawat yang kadang membuatnya kurang percaya diri. Dulu kami memanggilnya Abang tapi ketika adiknya yang bungsu lahir  si Abang ingin dipanggil  Uda. Uda  kelas 6 SD sekarang. Dibawah Uda ada abang Abdu kelas  3 SD satu sekolahan dengan Uda, dan Sibungsu  Afwa untuk saat ini bersekolah di taman bermain.  September besok genap berusia 2 tahun. Karena nama mereka semua berawalan huruf A maka aku sering memanggil  mereka My Amazing A dan  Anak-anak biasa memanggilku abi dan ummi  kepada orang tuanya.
Aku suka sekali bercerita pengalaman yang lucu dengan mereka. Selesai makan malam, berkumpul di ruang keluarga yang jadi basecamp mereka untuk mengerjakan tugas, tidur-tiduran atau kadang-kadang mengasah bakat tersembunyi beladiri mereka alias bercanda yang agak kelewatan. Kalau sudah capek akan berhenti sendiri atau mereka nangis bareng. Kami menyebutnya konser.
Malam itu ummi bercerita pengalaman lucu siang tadi disekolah. Sebenarnya ummi malu  juga dan agak  jaim tapi biarlah kami ngakak bareng. Sayang kalau tidak diceritakan.
Hari ini ummi mengajar di tiga kelas sampai jam setengah 3 siang. Sarapan pagi sama makan siang digabung jadilah dia brunch- breakfast lunch. Mungkin faktor asupan oksigen yang kurang ke kepala membuat ummi jadi pelupa atau jangan-jangan ini factor U ya.
Persiapan untuk  sholat Zuhur berjamaah dengan anak-anak ummi mulai. Sebelum berwudhu jam tangan, kaos kaki, manset tangan  dilepas. Sambil menunggu antrian berwudhu ummi  berberes alat-alat PBM di atas meja kerja. Ada setumpuk buku  latihan bersampul biru di sisi meja sebelah kiri yang minta untuk segera di eksekusi biar keluar nilainya. Di sisi sebelah kanan ada sisi-sisa kertas bekas guntingan tugas dan tisu untuk melap bekas tinta printer. Ummi membuang sampah keluar dan kemudian menyimpan beberapa buku di lemari.
Tiba-tiba mata ummi tertumbuk pada manset tangan yang tinggal satu. Hilang misterius padahal tadi tergeletak manis di atas meja. Baiklah  coba di cek barangkali manset itu terselip  di tumpukan buku latihan bersampul biru. Dicari-cari tidak ada juga. Mmm barangkali di dalam tong sampah karena barusan ummi buang sampah di sana.  Malu-malu sambil lirik-lirik kiri kanan tong sampah dikorek-korek sampai berulang kali.  Diulang lagi penasaran tidak juga ketemu. Mungkin ditumpukan buku. Cari lagi tetap tidak ada.
Ummi berpikir keras. Kenapa manset  ini kok rajin sekali  hilang misterius. Dulu pas selesai nyuci mau menjemur hilang sebelah. Ketika melipat kain manset ini kehilangan pasangannya. Mungkin sudah habis masa baktinya ini. Kalau jodoh pasti ketemu. Dan ternyata alhamdullilah waktu itu bertemu di halaman depan dekat jemuran kain. Sudah berubah warna dari krem ke coklat. Dicuci dengan  kasih sayang akhirnya bisa dipakai lagi. Nah sekarang kembali hilang misterius  di sekolah. Ummi berdoa kalau dia memang masih rezeki ummi dekatkan Ya Allah.  Selesai  berdoa mata ummi melihat  ke tangan kanan  Masyaallah ternyata manset sebelah kanan yang hilang masih  terpasang manis di tangan kanan ummi. Ya Allah How poor Iam today !
My amazing  A ngakak bareng. “Hi hi  ndak malu ummi waktu ngorek-ngorek tong sampah”, celetuk Abdu. Ummi jawab iya juga sedikit tapi tidak ada yang lihat waktu itu. Lalu aku bilang mungkin ummi sudah tua ya. Kalian sudah besar-besar. Dan apa jawaban mereka yang membuat aku umminya melayang-layang : tidak ummi, ummi belum tua kok. Masih awet muda. Ha ha. Mereka paling pandai menghibur emaknya. 
Cubadak Air, Pagi 10 Agustus 2019